MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
Disusun oleh:
Nama : 1. C. Triwahyudi
[11010296]
Kelas : A5
Prody : Teknik
Informatika
MK : Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji beserta
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat rahmat,
hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya dasar.
Sebagai
makhluk individu manusia merupakan
bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya
sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu
harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu
kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Penulis
menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalahinibukanlahkarya yang
sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun
sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga
makalh ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Bengkulu, September
2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
........................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.............................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
2
C. Tujuan
Penulisan Makalah
............................................................................................................
2
D. Manfaat
Penulisan Makalah ...........................................................................
................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial..................
...................................3
B. Interaksi Sosial
dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial
..................................................................................................................................................6
C. Masyarakat dan
Komunitas............................................................................................................12
D. Dilema antara
Kepentingan Individu dan Kepentingan
Sosial.............................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................................................................17
B.
Saran.............................................................................................................................................17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi
kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa
setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak
ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu,
dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai
makhluk individu manusia merupakan
bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya
sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu
harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut.Untukitu,perlukirany
penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menginspirasi pembaca.
B. Rumusan Masalah
v Berdasarkanlatarbelakangmasalahdiatas,
penulismerumuskanrumusanmasalahsebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial?
2. Bagaimana interaksi sosial dan sosial
dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ?
3. Bagaimana perbedaan antara masyarakat
dan komunitas?
4. Bagaimana dilema antara kepentingan
individu dan kepentingan sosial?
C. Tujuan Makalah
v Sejalandenganrumusanmasalahdiatas,
makalahinidisusundengantujuanuntukmengetahuidanmendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial;
2. Interkasi sosial dan sosialisasi dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;
3. Masyarakat dan komunitas;
4. Dilema antara kepentingan individu dan
kepentingan sosial.
D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ,
secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. penulis, sebagai penambah pengetahuan
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. pembaca , sebagai media informasi
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial
Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan
bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk
sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan
dari berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut:
1. Manusia sebagai
Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada
hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu
menurut(Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam
bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini,
artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani
dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak
menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas
masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar.
Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara
psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut
sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi, 2010:39) kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan
serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan
karakteristik yang khas dari seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki
potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1)
minat (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3)
dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality) (4) dorongan ingin
menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of
discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana
kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi
mental yang normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu
ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan
dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
individu akan berusaha semaksimal mungkin
untuk menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada
manusia yang betul-betul ingin menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi
dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa
setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan,
dan perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung
jawab penuh. Tidak ada orang lain yang
mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata
hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita
harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi
pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari
luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan
mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya
sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia
terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi
individu yang berbeda dan tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik
harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik
anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti
segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan
pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga
merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah
”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti
sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini
yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari
manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti
kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk
yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat
apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup
bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya.
Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial
pertama dikenalnya. Pada perjalanan
hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat
meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi
“sosialisi” untuk menjadi manusia yang
mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika
pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat
kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas
kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa
hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin
bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam
aktivitas dan lingkungan sosial.
Ø
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia
dikatakan sebagaimakhluksosial, karenabeberapaalasan:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma
sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu
penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia
hidup di tengah-tengah manusia.
B. Interaksi Sosial dan Sosialisasidalam
Kehidupan Manusia sebagai Makhluk
individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti
membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan
dan dimanapun manusia itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat
bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya
uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai berikut.
1. Interaksi Sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Dikatakan
makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling
berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia
sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling
memberi, menolong, dan melengkapi satu sama lain.
Adapun
pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi
berasaldari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik saling mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat.
Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas
dari hubungan dengan manusia lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap
manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun
tindakan.
MenurutGillindanGillin
(Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah hubungan-hubungan
antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan orang perorangan
dengan kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh orang
perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok.
Interaksisosial
dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabatangan,
saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun
termasu kinteraksisosial.
Faktor yang
pertamaadalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk
sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang
lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia
dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan
perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang
dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah
berubah-ubah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara
global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu
Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima pendapat
atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti
merupakan pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain.
Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada
pada kondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti
hampir sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau meniru
orang lain, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat
menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga
yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk
menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara
lahir maupun batin.
Faktor yang
keempatyaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain atas
dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya.
2. Bentuk Interaksi Sosial
Ada beberapa
bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama (cooperation), persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk
kerjasama dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk
khusus. Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu
akomodasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri
dari tiga bentuk khusus yaitu persaingan (competition), kontravnersi
(contravention), dan pertentangan (conflict).
a. Bentuk Interaksi Asosiatif
1) Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu bentuk
interaksi sosial yang sering terjadi dimasyarakat pada umumnya.
Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap
bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap kelompok manusia. Kerjasama
timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya atau kelompok
yang lainnya.
ü
Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan
yaitu:
a) Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama
atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih mengenai pertukaran barang dan
jasa.
b) Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru
dalam kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,
sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas
organisasi tersebut.
c) Coalition, yaitu kombinasi antar dua
organisasi atau lebih yang mempunyai pandangan dan tujuan yang sama.
2) Akomodasi (accomodation)
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya
keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
o
Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang
prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu paksaan. Contohnya
b) Compromise adalah salah satu
bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat perselisihan mengurangi tuntutannya
agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut. Contohnya
c) Arbitration adalah suatu cara untuk
mencapai compromise apabila pihak yang berselisih tidak sanggup untuk
mencapainya sendiri. Contohnya
d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaina
dalam perselisihan dengan cara menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal
perselisihan yang ada. Contohnya dalam sidang perceraian.
e) Concilitation adalah usaha untuk
mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar tercapainya
suatu persetujuan bersama. Contohnya
f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi
tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi dalam beribadah.
g) Stelemate adalah suatu akomodasi dimana
pihak pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik
tertentu dalam melakukan pertentangannya. Contohnya
h) Adjudication adalah perselisihan perkara
atau sengketa dipengadilan.
b. Bentuk Interaksi Disosiatif
1) Persaingan (competition)
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun
kelompoknya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa menggunakan kekersan.
2) Kontravensi (contravention)
Kontraversi
adalah rperasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yag ditandai
oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut
tidak sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3) Pertentangan (conflict)
Pertentangan
merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha
utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang
menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan.
Bentuk-bentuk
pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain:
a) Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan
yang dilakuakan oleh antar individu.
b) Pertentangan rasional, yaitu pertentangan
yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan ras.
c) Pertentangan kelas sosial, yaitu
perbedaan yang ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan antar kelas
sosial.
d) Pertentangan politik, yaitu pertentangan
yang biasanya terjadi diantara partai-partai polotik untuk mencapai
keinginannya.
3. Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan
orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup
kita. Menurut Berger (Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a
process by which a child learns to be a participant member of society” yaitu
suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa proses
sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir.
Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan masih
membutuhkan orang lain.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat berinteraksi
dan berpartisipasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya.
Setiap orang harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.
Seseorang belajar memahami apa peranan dirinya yang harus dijalankan dalam
masyarakat dan apa peranan orang lain yang harus dijalankan dalam masyarakat.
Dengan mengetahui peranan yang ada didalam masyarakat maka timbullah proses
interaksi sosial dengan orang lain. Menurut teori George Herbert Mead
menjelaskan bahwa tahapan-tahapan pengembangan diri manusia dalam berinteraksi
dibagi dalam beberapa tahap yaitu: play stage, game stage, dan tahap
generalized other.
Tahap pertama yaitu play stage terjadi pada anak usia dini. Pada tahap
ini anak mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya terutama
orang tuanya. Ia mulai menirukan apa yang biasa dilihatnya sehari-hari.
Contohnya dalam bermain anak terkadang bermain peran yang dijalankan sebagai
ibu atau ayah dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada tahap ini anak belum
mengerti memahami peranan-peranan yang ditirunya. Tahap kedua yaitu game stage,
pada tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan juga
anak telah mengetahui peranan yang haru dijalankan oleh orang lain. Contohnya
dalam pertandingan sepak bola. Ketika anak menjadi kiper ia mengetahui tugasnya
adalah menjaga agar gawangnya tidak termasuki bola oleh lawannya. Dan ia juga
mengetahui peran teman-temannya dan peran tim lawan. Ia juga mengetahui peran
wasit, hakim garis, pelatih dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized
other, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil peranan peranan yang
dijalankan orang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan
orang lain dan memahami dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya
ketika ia menjadi seorang anak ia mampu memahami peran yang dijalankan orang
tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang dijalankan oleh
gurunya. Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang dilakukan
atsannya dan laun sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa
diri seseorang terbentik karena adanya interaksi sosial.
Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses sosialisasi, baik
itu dimulai dari anak usia dini sampai dewasa bahkan sosialisasi berjalan
seumur hidup.apa yang terjadi jika sejak usia dini anak tidak mengalami
sosialisasi ? pasti anak tidak akan menjadi manusia seutuhnya, karenan
kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota masyarakat sangat tergantung
pada proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka yang
terjadi adalah orang itu tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Contohnya
banyak ditemuakan anak anak yang terlantar dihutan dan dibesarkan oleh hewan
atau yang disekap oleh orang tuanya sejak kecil. Mereka tidak bisa bersosialisasi
dengan baik. Mereka cenderung bagaimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak
dapat berbicara, tidak dapat berpakaian bahkan tidak dapat tertawa atau
menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan diberi terapi seperti manusia
umumnya, mereka mungkin bisa menerima sedikit demi sedikit perubahan pada diri
mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan mereka tidak akan mampu
menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, karena kemampuan kemampuan
tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dikehidupan anak. Bila
proses sosialisasinya terlambat, maka proses tersebut tidak akan berhasil atau
hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan menjadi
manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan
mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
Sosialisasi dilakukan oleh semua individu yang bersosial. Ada beberapa
pihak yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain
media massa dan sistem pendidikan. Peran agen utama yaitu orangtua merupakan
peran penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana
kita melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik
yang pertama dan yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak
begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya
mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok bermain juga
tidak kalah pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain anak mulai
bisa belajar bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman
sebayanya, bagaimana ia menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi
dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan
dengannya. Agen yang ketiga yaitu media massa. Media masa sangat erat kaitannya
dengan teknologi yang makin maju dan berkembang. Media masa pun sangat penting
untuk sosialisasi dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita
4. Bentuk dan Pola Sosialisasi
a. Bentuk-bentuk sosialisasi
sosialisasi merupakan
salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan lingkungannya.
Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia.
Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan
sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan oleh
seluruh individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses
identifikasi dan pada masa inilah dumia pertama anak terbentuk. Sosialisasi
primer berakhir ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk
dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia merupakan anggaota
efektif masyarakat.
Yang kedua yaitu
sosialisasi sekunder, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia
objek masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan maka akan menimbulkan
dampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan sangat sederhana.
b. pola sosialisasi
pada dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi
(kekerasan/hukuman) dan pola partisipasi. Sosialisasi menggunakan pola represi
menekankan pada penggunaan hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan
melakukan kesalahan. Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan prose represi yaitu
penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua,
penekanan terhadap komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah,
sosialisasi terhadap orang tua dan keinginan orangtua dan lain-lain.
Sosialisasi
secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia
berlaku baik , hukuman dan imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan,
komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap
sangat penting dal=n lain sebagainya.
C. Masyarakat dan Komunitas
Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu
berhubungan dan tidak dapat lepas dengan
masyarakat dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah tersebut
tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut
tidaklah sama. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut, dan
untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi
masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut.
1. Masyarakat
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi, 2010: 59) mengemukakan
devinisi masyarakat sebagai ”a society is that it is an organized collectivity
of interacting people whose actives become centered around a set of common
goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and of action.” Dari
devinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur yanga ada dalam
masyarakat adalah kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi,
kegiatannya yang terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memilikin
kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama.
Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja interaksi serta tindakan
sosial.
Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya
sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar,
pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang
berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi
manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang
singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama.
Dari beberapa
devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau
kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandaskan
perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara berkesinambungan
dalam wkatu yang relatif lama yang menempati kawasan tertentu.
2. Masyarakat Setempat/ Komunitas
Masyarakat
setempat atau komunitas merupakan bagian
kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan
kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh tempat.
Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah
community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk
pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila
anggota-anggota suatu kelompok hidup bersam sedemikian rupa sehingga mereka
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup
yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya
mereka menjalin hubungan sosial.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang
tertentu. Jadi dasar-dasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau
wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang merupakan
perasaan saling ketergantungan .
Dari uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat setempat/
komunitas. Devinisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan
devinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh area kawasan
serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuan
lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi,
2010: 65) mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat
gemainchaft dan geselshaft. Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban
adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional
dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat
pedesaan. Sedangkan masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan
diantara anggota anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung
sebagai refleksi masyarakat perkotaan.
D. Dilema Antara Kepentingan
Individu dan Kepentingan Sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari
dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga,
kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan
rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat
dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia,
akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika
kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah
kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau
dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan
ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua pandangan yaitu
pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui lebih
lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut.
1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk
pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan
individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan.
Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk
merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme.
Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham
sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart
Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip
yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut.
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut
paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik
berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang
bersangkutan.
b. Pemberian kebebasan penuh pada individu.
Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika
kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu
tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin
keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan
agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858),
Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar
hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas
atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak
milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan
masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme,
mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme
berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak
pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx
(1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang
dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika
Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai
makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki
harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx
dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak
dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk
tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin
membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan
sosial. Sosialisme dalam bentuk yang
ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan
sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi
kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat
pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang
secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak
dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia sebagai mahluk individu artinya
manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan
sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Selain sebagai makhluk individu juga,
manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama
lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap
individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang
anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau
komunitas berbeda dengan masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih
luas, sedang masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan
tertentu. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat
pada masyarakat setempat dibandingkan dengan masyrakat.
4. Manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan
individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat
ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme
dan pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat
dipisahkan dan bukanlah pilihan.
.
B. Saran
Sejalandengankesimpulandiatas,
penulismerumuskan saran sebagaiberikut.
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka
adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu
menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika
bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya.
2. Dalam upaya
pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan,
karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa
anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak
ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya
sendiri.
3. Pembentukan proses sosialisasi pada anak
dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh semua pihak. Keluarga,
lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu menstimulasinya.
4. Kesempatan berinteraksi akan sangat
dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita
sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian
contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan
orang lain dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai
Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. [Online]. Tersedia:
(http://iraars-meandmyself.blogspot.com
/2012/03/manusia-sebagai-mahluk-individu-dan.html). [6 Februari 2013]
Effendi, R. dan Setiadi, E.M.
(2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI
Press.
Kappara. (). Pengertian Sosial dan
Politik. [Online]. Tersedia:
(http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf).
[11 Februari 2013].
Sadulloh, U. (2003). Pengantar
Filsafal Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
No comments:
Post a Comment