MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
PERUBAHAN
PSIKOLOGI PADA IBU HAMIL PADA KEHAMILAN
DISUSUN
NAMA : .........................................................
NIM : .........................................................
KELAS : ..........................................................
Dosen Pengampu :..............................................
POLITEKNIK KESEHATAN
PROVINSI BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
T.A
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini kami mendapat
dari berbagai sumber buku.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing kami ibu Risda Tri Octavia, SST.yang telah memberikan
bimbingan dan juga arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah yang kami buat ini
dapat berguna bagi semua orang dan dapat dijadikan sebagai penambah ilmu
pengetahuan kita, baik anda yang membacanya maupun kami yang membuatnya.Kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna dan masih perlu
ditingkatkan lagi.Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bengkulu
,19 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi...................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3.
Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1. Perubahan Perilaku pada Ibu Hamil............................................................. 3
2.2. Waspadai Perubahan Berlebihan................................................................ 4
2.3.Perubahan dan Adaptasi Psikologi
pada Kehamilan...................................... 11
2.4 Perubahan-perubahan ibu pada saat
hamil………………………….…....... 11
2.5 Peran bidan dalam persiapan
pshikologis pada trimester I, II, dan III....... ..... 14
BAB III Kesimpulan Dan Saran
3.1.
Kesimpulan............................................................................................... 19
3.2.
Saran....................................................................................................... 19
Daftar
pustaka………………………………………………………............. 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia
sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap
peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses sosial dan kognitif kompleks
yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi
seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi
seorang ibu yang melakukan perawatan.Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat
diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (mercer 1981).Nulipara atau wanita
tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang
memiliki anak menjadi wanita yang memiliki anak – anak. (lederman 1984).
Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep
dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami.
Suami siap – siap untuk menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita
mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang
wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan
bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya.
Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau
bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal.Wanita hamil secara ekstrim
rentan.Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita
lebih bergantung dan menuntut.Inilah waktu paling tepat untuk memberikan
nasehat, seperti mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus
menyadari adanya perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat
memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan
pertanyaan – pertanyaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester I!
2.
Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester II!
3.
Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester III!
4.
Perubahan-perubahan ibu pada saat hamil!
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan
umum untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Penjelasan perubahan dan adaptasi
psikologis pada kehamilan trimester I.
2. Penjelasan perubahan dan adaptasi
psikologis pada kehamilan trimester II.
3. Penjelasan perubahan dan adaptasi
psikologis pada kehamilan trimester III
4. Mengetahui tentang perubahan ibu pada saat
hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perubahan Perilaku pada Ibu Hamil
Setiap ibu yang mengalami kehamilan
pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan
hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap
dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada ibu baik perubahan fisik
dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai
perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.
1.
Cenderung malas
Para
suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan
pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak ada
salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu.Misalnya
dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.
2.
Lebih sensitive
Biasanya,
wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit tersinggung
lalu marah.apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi
saja dengan santai.Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal
hilang.Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa
istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya.
3.
Minta perhatian lebih
Perilaku
lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu
ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk
menanyakan keadaannya saat itu.Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit,
bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin.Demikian pula
ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya.Istri sering meminta
suami untuk mengusap tubuhnya.Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian
dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil
dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.
4.
Gampang cemburu
Tak
jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang
telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain
perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan
fisiknya.Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya,
suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan
hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan.Bila perlu,
ceritakan dengan terperinci aktivitas.
5.
Akibat hormon progesterone
Perubahan
perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon
progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk
psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis
dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid,
perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu
hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah.Hal ini, disebabkan kerentanan
psikis setiap orang yang berbeda-beda.Nah, daya tahan psikis dipengaruhi oleh
kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk belajar
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang menerima atau
bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap.Berbeda dari ibu
yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya
merasakan hal-hal yang lebih berat.Begitu pula dengan ibu yang sangat
memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik
yang terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang
semakin gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam,
dan sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak
stabil. Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama
kehamilan.Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai
perubahan hormon yang terjadi.Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga
karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya.
2.2
Waspadai Perubahan Berlebihan
Perubahan perilaku pada ibu hamil,
jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin.
Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah
“keterlaluan”.Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti
waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga
perilakunya bisa “membahayakan” janin.Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya
masa bodoh dengan kehamilannya.Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah
menjadi amukan.kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada
aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan
emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah,
produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung.Di
samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah,
pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin
karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi
yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa
kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin.Oleh karena itu, walaupun sifat
pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal
yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu
maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.
1.
Menyimak informasi seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai
kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan
di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih
tenang menghadapi kehamilan.Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang
tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap
perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin
saja sangat mengganggu kondisi psikis.
2.
Kontrol teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter
kandungan atau bidan.Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan
psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan lebih serius, dokter
atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater yang
dapat membantu kestabilan emosi.
3.
Perhatian suami
Perhatian yang diberikan oleh suami
bisa membangun kestabilan emosi ibu.Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk
menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena
ada perhatian dari pasangan.
4.
Jalin komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan
psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami.Dengan begitu
diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang
dibutuhkan.Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh
terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang
dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan
masalah ibu jadi berkepanjangan.
5.
Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari
aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak perubahan psikis. Bisa dengan
menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar
rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
6.
Perhatikan kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat
menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa
terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi.Hindari mengonsumsi
makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat
aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7.
Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang
lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik lembut, belajar
memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi
lainnya.
2.3
Perubahan dan Adaptasi Psikologi
pada Kehamilan
Ada beberapa anggapan terhadap
perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan
beberapa perubahan biologik. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi
pada trimester kehamilan yang akan dibahas dibawah ini.
1.
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk
kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester
pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian.Segera setelah
konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan
ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya.Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan.Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak
hamil.Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama.Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama.Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin.
Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
1)
Beberapa tahapan aktifitas penting
seseorang menjadi ibu :
a.
Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian
peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b.
Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang
dilakukan.
c.
Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan
aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini
cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam
mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang
ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau
dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu.Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu.Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
2)
Bentuk motivasi:
a.
Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika
mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan
atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan
kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.
Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai
hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada
pula pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih
besar.Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami
keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut
mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan
dukungan yang diberikan oleh suami pada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan
oleh suami lebih pada :
a)
Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b)
Menempatkan nilai – nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan
menjadi orang tua.
b.
Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan
ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat
sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita
memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan
baginya.Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan
Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan
tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat
sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan
sosialnya secara profesional. Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal
seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama
masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
a.
Stress di dalam individu
b.
Stress yang disebakan oleh pihak lain
c.
Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
1.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat
hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya.Masa-masa
kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat – saat yang
sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat
hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan
pasangannya.Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.
2. Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan
seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada
beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka
mengalami penurunan libido selama periode ini.Keadaan ini menciptakan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.Banyak wanita merasa butuh
untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan
seks.Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan
pada trimester pertama.
3. Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita
dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang
teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan
seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation
(janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat.Kebanyakan dokter
melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali
latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling
menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan
dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda
butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi
dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2.
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
Trimester kedua sering dikatakan
periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya
merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
a.
Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi
dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan
ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh
ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
1)
Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan
masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi
hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi
selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima
segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia
menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak
terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya.
Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang
mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa
pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih
sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang
ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih saying kepada anak yang
akan dilahirkannya.
2)
Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan
quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada
kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan
ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan,
terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus
diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima
sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus
meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya.Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya.Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya.Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya.Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
b.
Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu
dan pasangannya harus lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka
berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak
menarik atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi.Komunikasi
adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila
ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin.
Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau
setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
c.
Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik
pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam
tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus
berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga
perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan
ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus
diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman
lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang
dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi bertambah dan
peningkatan libido.
d.
Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami
perubahan psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada
suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan,
perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan
dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif
ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan
kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat
anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya.
Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi
dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil
tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama
kehamilan.
Ibu hamil tampaknya merasa
tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan persiapan
penerimaan bayi yang akan dilahirkan.
e.
Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi
pada trimester kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu
suatu peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual
dan lelah. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat
mempengaruhi kehamilan.Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah
kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu
dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin
tidak akan terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan
amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama
trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan
riwayat persalinan prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk
saling merapat dalam hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman,
misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan
mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua.Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormone selama hamil.Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing – masing ibu hamil pun berbeda.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua.Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormone selama hamil.Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing – masing ibu hamil pun berbeda.
3.
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester
III
Trimester ketiga sering kali disebut
periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya
perhatian pada kehadiran bayi.Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua
hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu
seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana
rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah
laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
2.4
Perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuh ibu saat hamil yaitu:
1.
Perubahan pada kulit
Kulit dari beberapa ibu, selama
hamil mengalamiperubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Beberapa bagian kulit
yang mengalami perubahan semasa kehamilan adalah kulit pada wajah, kulit akan
mengalami cloasma dan berjerawat.Kulit pada perut juga akan mengalami perubahan
seperti timbul garis gelap pada tengah-tengah perut seolah-olah membagi perut
menjadi dua, timbul garis-garis putih pada pinggir perut. Dan kulit pada areola
payudara dan leher akan menjadi lebih gelap dan menghitam.
2.
Perubahan pada payudara
Pada saat hamil payudara disiapkan
untuk proses menyusui nanti setelah bayi lahir. Payudara akan membesar dan
tegang sesuai dengan kehamilannya. Hal ini terjadi dikarenakan hormon, sehingga
kelenjar-kelenjar untuk menyusui terisi oleh ASI. Pada umur kehamilan 20 minggu
atau 5 bulanan payudara akan mengeluarkan kolostrum. Kolostrum sangat
bermanfaat setelah bayi lahir nanti untuk membantu kekebalan tubuhnya.Karena
perubahan payudara yang terjadi pada ibu semasa kehamilan maka sangat
dianjurkan untuk para ibu agar menggunakan BH yang menyokong payudara.
3.
Perubahan pada kantung kencing
Pada saat kehamilan ibu berusia 0-3
bulan, ibu akan mengalami sering kencing. Hal ini terjadi karena pada
saat kehamilan ibu 0-3 bulan janin yang terus tumbuh akan membuat rahim
bertambah besar dan menekan kantung kencing yang berada di depannya sehingga
timbul perasaan ibu untuk selalu kencing ketika kantung kencing ini terisi. Hal
ini akan menghilang dengan sendirinya ketika umur kehamilan memasuki bulan ke-4
karena janin mulai keluar dari panggul dan tumbuh di dalam perut ibu. Kebiasaan
in akan kembali ketika umur kehamilan ibu sudah memasuki bulan ke-7 sampai saat
persalinan, hal ini terjadi karena kepala janin yang akan dilahirkan mulai
memasuki rongga panggul lagi dan menekan kantung kencing kembali.
4.
Perubahan pada sistem pencernaan
Mual dan muntah dirasakan oleh
sebagian besar ibu saat usia kehamilannya 0-4 bulan. Hal ini normal selama
muntah yang terjadi kurang dari 12 kali sehari atau selama ibu masih bisa
mengkonsumsi makanan.Akan tetapi bila terjadi hal yang lebih parah sebaiknya
langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan anda. Ibu juga akan mengalami
sembelit karena motilitas usus yang menurun. Selain itu ibu juga akan merasa
air ludahnya meningkat karena pengeluaran air liur yang berlebihan.
5.
Perubahan pada sistem pernafasan
Keluhan sesak nafas pada umur
kehamilan 32 minggu atau 8 bulanan sering terjadi.Hal ini terjadi karena rahim
yang semakin besar sehingga mendorong diafragma sehingga merubah bentuk dada
tetapi tidak menurunkan kapasitas paru-paru.Sehinggah frekuensi meningkat 20%
untuk menghasilkan oksigen yang banyak lagi.
6.
Perubahan tubuh
Normalnya ibu akan mengalami
kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 25% dari sebelum hamil atau
berkisar 6,5 kg sampai dengan 16,5 kg dengan rata-rata 12,5 kg.
7.
Perubahan pada kaki
Dengan tekanan aliran balik pada
kaki yang meningkat sehingga aliran limphatic terhalang dan tekanan osmotic
calloid plasma menurun.Hal ini mengakibatkan bengkak pada kaki.Bengkak pada
kaki normal, tetapi bila disertai bengkak pada muka dan tangan, langsung
berkonsultasi dengan dokter kandungan anda dan periksakanlah kehamilan anda
dengan segera.
8.
Rasa
Nyeri Pada Perut
Nyeri
perut bagian bawah sudah biasa dalam kehamilan, terutama dalam trimester
kedua.Rasa nyeri ini punya banyak penyebab, tetapi yang paling umum adalah rasa
sakit pada ligamenta lingkar, yang merupakan otot yang menahan rahim supaya
tetap tegak.Ketika rahim tumbuh semakin besar, ligamenta lingkar semakin
teregang, semakin rawan terhadap tegangan.Akibatnya kerap kali terjadi rasa
sakit bahkan semakin terasa ketika ibu hamil bergerak.
9.
Perubahan
Pada Peredaran Darah
Perubahan
pada peredaran darah selama kehamilan terutama mulai kentara pada kaki.
Pembuluh darah akan semakin tertekan seiring dengan kandungan yang semakin
membesar, terutama pembuluh darah yang mengalirkan kembali dari kaki. Tekanan
ini memperlambat peredaran darah pada kaki, dan berdiri atau duduk dalam jangka
waktu yang cukup lama membuat hal ini semakin parah.Peredarah darah yang
terganggu menyebabkan kelelahan pada kaki.Hal ini biasanya dapat membuat kaki
menjadi bengkak khususnya pada pergelangan kaki dan telapak kaki, terutam jika
sudah berdiri lama.Demikian pula pembuluh darah pada permukaan kaki bisa
menggembung, dan kondisi ini biasanya dinamakan varises pembuluh darah.
10.
Jerawat
Perubahan hormon
yang terjadi selama kehamilan juga membawa beberapa dampak lain pada perubahan
kulit, yaitu kemunculan jerawat. Untuk perawatan kulit,
terutama pori wajah anda yang lebih berminyak saat hamil, anda bisa menggunakan
scrub wajah yang berbahan dasar ringan. Anda pastinya ingin menghindari produk
scrub yang kasar atau mengandung exfoliant karena kulit anda akan berubah
menjadi sangat sensitif selama kehamilan.
11.
Peningkatan
pigmentasi
Anda
akan menemukan bahwa areola (daerah datar di sekitar puting) dan puting susu
anda akan berubah warna menjadi lebih gelap dan tetap berwarna sedikit lebih
gelap bahkan setelah anda melahirkan. Anggap saja bahwa perubahan pigmen ini
hanyalah satu dari sekian banyak “cinderamata” yang bisa anda dapatkan dari
proses menjadi ibu! Bintik-bintik serta tahi lalat yang anda miliki juga bisa
berubah warna menjadi lebih gelap dan beberapa tahi lalat baru mungkin saja
muncul selama masa kehamilan anda.Satu hal yang perlu anda ingat, jika tahi
lalat baru yang muncul berwarna sangat gelap dan memiliki bentuk yang tidak
umum, anda harus segera memeriksakannya ke dokter.
12.
Stretch
marks
Menurut
penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari 90% wanita memiliki stretchmark
ketika masa kehamilan mereka mencapai usia 6 sampai 7 bulan. Stretch mark
sendiri muncul akibat adanya peregangan lapisan dasar kulit selama kehamilan
dan biasanya kemunculannya ditandai dengan dengan garis berwarna merah muda
atau keunguan pada bagian perut atau dalam beberapa kasus juga terdapat di
bagian dada dan paha. Untungnya, garis-garis ini akan memudar dan berubah warna
menjadi perak seiring dengan berjalannya waktu yang membuat garis-garis ini
menjadi samar dan tidak terlalu terlihat.
13.
Linea
nigra
Linea
nigra merupakan salah satu perubahan kulit yang paling aneh yang terjadi selama
kehamilan.Bukanlah suatu yang lazim untuk wanita memiliki garis coklat tipis
yang memanjang dari pusar ke bagian tengah tulang kemaluannya.Sebenarnya, garis
tersebut memang sudah ada sejak dahulu namun keberadaannya tidak terlalu
terlihat sampai perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan membuat garis
tersebut berubah menjadi kecoklatan.
14.
Perubahan
pada uterus
Ukuran
uterus meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Sedangkan ukuran
uterus pada kehamilan yang cukup bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari
4000cc. Hal-hal yang menyebabkan perubahan uterus :
1.
Peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi oleh pembuluh darah .
2.
Hiperplasia (produksi
serabut otot dan jaringan fibrialostis baru ) hipertrofi pembesaran serabut
otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada.
2.5
Peran bidan dalam persiapan
psikologis ibu hamil trimester I, II, III
1.
Mempelajari keadaan lingkungan penderita
Ibu hamil yang selalu memikirkan
mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan
depresi dan perlu penanggulangan.Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian
termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan
asuhan kebidanan.
2.
Informasi dan pendidikan kesehatan
a.
Mengurangi pengaruh yang negative
Kecemasan dan ketakutan sering
dipengaruhi oleh cerita – cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan
persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan
mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi
dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan
kepada penderita.
b. Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan
mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan
dan dinantikan.
c.
Menganjurkan latihan – latihan fisik
seperti senam hamil untuk memperkuat
otot – otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik mengedan yang baik dan
latihan – latihan relaksasi.
3. Adaptasi pada lingkungan tempat
bersalin
4. Dilaksanakan dengan mengadakan
orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setiap ibu yang mengalami kehamilan
pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan
hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap
dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada ibu baik perubahan fisik
dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
1. Perubahan dan Adaptasi Psikologi
pada Kehamilan
a. Perubahan dan adaptasi psikologi
pada kehamilan trimester I
b. Perubahan dan adaptasi psikologi
pada kehamilan trimester II
c. Perubahan dan adaptasi psikologi
pada kehamilan trimester III
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh
ibu saat hamil yaitu:
a. Perubahan
pada kulit
b. Perubahan
pada payudara
c. Perubahan
pada kantung kencing
d. Perubahan
pada sistem pencernaan
e. Perubahan
pada sistem pernafasan
f. Perubahan
tubuh
g. Perubahan
pada kaki
h. Rasa
Nyeri Pada Perut
i. Jerawat
j. Peningkatan
pigmentasi
k. Stretch
marks
l. Linea
nigra
m. Perubahan
pada uterus
3. Peran bidan dalam persiapan
psikologis ibu hamil trimester I, II, III
a. Mempelajari keadaan lingkungan
penderita
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan
orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga
kesehatan.
3.2
SARAN
1.
Untuk ibu yang sedang hamil dapat mengetahui perubahan
psikologis pada ibu hamil.
2.
Semoga bagi ibu yang sedang hamil tidak panik akan
perubahan yang terjadi pada dirinya.
Daftar Pustaka
Anwar, Mochamad dkk.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka.
Hastuti.2010. Panduan Ibu Hamil, Melahirkan dan Peralatan Bayi.Jakarta: Ouba
Press.
Prawirohardjo, Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka.
Whalley, Janet dkk.2008.Kehamilan dan Persalinan.Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
Yulianti, Lia dan Maemunah.2009.Asuhan Kebidanan Persalianan.Jakarta:
Trans Info
Media.
No comments:
Post a Comment